Hai, kamu yang selalu protes terhadap apa yang telah
Tuhan beri.
Hai, kamu yang selalu merasa kurang terhadap apa yang telah
dianugerahi.
Hai, kamu yang selalu mengeluh tentang betapa malangnya
kamu terhadap apa yang telah terjadi.
Hai, kamu yang selalu menganggap hina diri.
Hai, kamu yang selalu mencaci-maki kurangmu sendiri.
Hai, kamu yang tak pernah sadar bahwa di dunia ini, ada
orang yang menggilai kekuranganmu itu, aku.
Aku melihatmu, mendengarmu,
merasakanmu. Mataku, telingaku, hatiku mengagumimu. Tapi mulutku tak kuasa
untuk ungkapkan padamu.
Aku melihatmu saat kau protes kepada
Tuhan. Aku mendengarmu saat kau mengeluh kepada Tuhan. Aku merasakanmu saat kau
merasa ketidakadilan Tuhan. Kau minta ini, kau minta itu. Kau mau ini, kau mau
itu. Kau benci ini, kau benci itu. Kau mengutuki hidupmu, kau caki-maki
kurangmu. Oh, malangnya engkau, wahai
pengutuk hidup! Lihatlah, barangkali di luar sana, ada banyak yang iri terhadap
kehidupanmu yang sekarang kau hina. Barangkali di luar sana ada yang tiap waktu
menahan sesak di dada karena tak kuasa memandang keindahanmu, yang kau anggap perusak
di hidupmu. Kenapa kau? Apa yang membuatmu jadi orang yang tak kenal bersyukur?
Hei, kenapa?! Adakah sesuatu atau seseorang memaksamu melakukan itu? Ahh,
jangan bilang cinta. Cinta membuatmu merasa tak pernah cukup dengan segala yang
kau punya? Kenapa hah?? Apa orang yang kau cinta menginginkan lebih dari yang
kamu punya? Berharap kamu berubah menjadi apa yang ia ingin? Apakah iya?
Tinggalkan dia!!
Aku bukan menghasutmu untuk
meninggalkannya agar aku bisa mendekatimu. Tidak, tidak sama sekali. Kau tahu,
tak ada cinta yang membutuhkan alasan. Tak ada cinta yang membutuhkan syarat.
Cinta tak kenal perubahan. Cinta tak butuh segala sesuatu yang membuatmu menjadi orang yang
tidak tahu arti cukup, syukur, dan terima kasih. Cinta takkan memintamu menjadi
orang yang berbeda, tak sama. Cinta hanya perlu kamu dan semua kekuranganmu.
Kau sudah amat sangat sempurna
dengan kurangmu. Yang menjadikanmu begitu indah, bukanlah kelebihanmu, tapi
cacatmu yang selalu kau campakkan. Kau sempurna! Sudahlah, tak perlu meminta
lagi kepada Tuhan. Jangan protes lagi kepada Tuhan. Cukup begini saja. Kau
sudah sempurna di mataku.

0 komentar:
Posting Komentar