Kita memang kadang lemah
Bukan berarti tak berdaya
Kita hanya bisa berusaha
Kita memang kadang resah
Bukan berarti hati tak tenang
Kita hanya bisa berdoa
Jangan pernah menyerah
Jangan sampai terserah
Jika kita tak mampu berdiri sendiri
Jangan pernah berhenti
Jangan sampai terhenti
Langkahkan kaki menggapai mimpi
Jangan anggap mimpi ini cuma angan-angan saja
Pastikan bisa menggapainya
Huuuuu, yyeeea...
Pernah denger lagu ini? Kalo belum, cobain di sini.
Sebenarnya saya juga baru tahu itu lagu, waktu ada acara Jumat Musik di sekolah saya tercinta, SMAN 1 CURUP SELATAN. Nah, awalnya cuma kedengeran lirik yang ini aja ,"Jangan pernah menyerah, jangan sampai terserah". Langsung deh googling. Saya nyari ini lagu, bukan karena saya suka, tapi karena sejujurnya saya sedikit tersinggung dengan lirik yang ini, karena saya sering banget ngomong terserah. *Eh
Lagu ini bergenre reggae. Musiknya keren, liriknya juga top markotop banget. Pas buat motivasi setelah gagal dalam ujian matematika. Ahhhh! Matematika!
Okedeh, niatnya di postingan ini saya mau fokus sama lagunya, eh tapi gara-gara keinget matematika, jadi saya curhat dulu yaa sebentar. Wkwk.
Hari ini, Rabu, 19 Maret 2014, saya UAS matematika. Semaleman suntuk saya belajar yang namanya integral, trigonometri, matriks, peluang, dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, karena saya belum sempat kenalan lebih jauh dengan mereka-mereka itu. Saya mati-matian memahami kata demi kata yang saya tulis di catatan matematika saya. Hah, apa yang saya tulis sendiri saja saya tidak tahu. Tapi saya tetap berusaha bersahabat dengan angka-angka itu. Ini semua saya lakukan karena satu alasan. Guru saya menargetkan kami harus menjawab benar minimal DUA PULUH soal. MINIMAL. Catet! Kalo kurang dari itu, lembar jawaban kami takkan ia sentuh. Rawwrr!Disela-sela belajar matematika, saya mendengarkan lagu yang sudah saya bahas di atas. Ya, lumayan memotivasi saya untuk tetap berusaha mengerti matematika.
"Kita memang kadang lemah, bukan berarti tak berdaya, kita hanya bisa berusaha."
Tapi, takdir berkata lain. Ehhmm, bukan takdir, nasib mungkin. Mungkin memang saya yang masih kurang belajar. Jadinya, saya hanya bisa jawab 12 soal dari 40 soal. Yup, kurang dari 20 soal yang berhasil saya kerjakan dengan pasti. Ada perasaan takut, tentu saja, tapi lirik yang ini, kembali memotivasi saya, "Kita memang kadang resah, bukan berarti hati tak tenang, kita hanya bisa berdo'a."
Apapun yang terjadi, saya tidak boleh terpaku dengan matematika. Masih ada pelajaran lain yang harus saya hadapi. Jangan hanya karena memikirkan kegagalan matematika, saya jadi tidak fokus ke yang lain. Hidup tak selesai hanya dengan matematika. Toh matahari akan tetap terbit dan tenggelam meskipun saya tidak lulus ujian matematika. *Alibi* H A H A.
Intinya, jangan pernah menyerah, jangan sampai terserah. Saat sebuah kehancuran menghampirimu, jangan katakan terserah padanya, "terserah mau kau apakan hidupku", karena itu hanya akan membuatnya semakin semangat menghancurkan mimpi indahmu, dan jangan pernah berhenti, jangan sampai terhenti. Jangan mundurkan jengkal langkahmu, bahkan untuk satu dorongan ke belakang. Jangan pernah! Tetap usaha, lihat ke depan. Jalan kita masih panjang.
Aduh, sok bijak gini jadinya. *Benerin dasi*
0 komentar:
Posting Komentar