12345678910111213141516171819202122232425262728 Dua Hati https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1W6iaD-pWVMDEiDGJFL1ESqtn6t-reBv8Y1AMP23xq5cO6GVYQ6dNh4VMRhor4p8TCGdCApsB59XPLhOHU2D60H-rG1tQ1r_TXbMq1DLnXQterutrYNBqMm38lwiym3bWQ94zL8liMzk/s128-no/Loading4.GIF

Dua Hati

Sabtu, 15 Maret 2014

12345678910111213141516
Lagu tetap semangat milik Bondan Fade2Black mengalun indah dihp-ku,tanda ada sms masuk.Aku membiarkannya sejenak.Mencoba menikmati alunan bass Bondan yang bisa membuatku nge-rock dimana saja dan kapan saja.Tapi tiba-tiba lagu tetap semangat berubah menjadi lagu she’s gone milik Steelheart.Ternyata Tante Nita meneleponku.Tanpa menunggu lama,aku segera mengangkatnya.
            “Halo,Tante”sapaku.
            “Erik,kamu sibuk nggak?”tanya Tante Nita.Dari nada suaranya,ia tampak sedang panic.Napasnya memburu.
            “Lagi kosong kok.Kenapa,Tan?”
            “Kamu kerumah sakit sekarang ya.”
            “Ada apa,Tante?Riri kambuh?”tanyaku mulai ikut-ikutan panik.
            “Nanti saja Tante ceritakan.Sekarang kamu ke rumah sakit dulu,ya.”
            “Baik,Tante.”aku menutup telepon dan segera berlari kearah motorku.Menghidupkannya,dan langsung tancap gas.Diperjalanan,aku mengirim pesan kepada Relzy,pacarku.
            “Aku mau ke rumah sakit.Tante Nita meneleponku.Kamu susul aku ya.”
            Akhirnya aku sampai di rumah sakit.Tante Nita segera menyambutku.
            “Erik,tolong Tante.”kata Tante sambil menahan tangis yang sepertinya sudah mulai berontak ingin keluar.
            “Ada apa,Tante?”
            “Kaki Riri harus di amputasi.Tapi Riri tidak mau.Tolong bujuk Riri,karena kalau Riri tetap tidak mau,penyakit itu bisa menyebar keseluruh tubuhnya.”
            “Akan saya coba,Tante.”
            “Tante yakin kamu bisa membujuk Riri,karena Riri akan nurut sama orang yang dia cintai.”.Aku tersentak.Kaget dengan kata-kata Tante Nita.Maksudnya apa?
            “Riri mencintaimu.Tante harap kamu bisa mendampinginya.Tante mohon.”.Tuhan,apa maksud Tante aku harus menjadi kekasih Riri?
            “Jadikan Riri sebagai pacarmu!”kata-kata Tante Nita begitu tegas dan tajam,menusuk relung hatiku.Aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.Ya,mungkin ini saatnya aku harus membalas kebaikkan Tante Nita 2 tahun yang lalu saat keluargaku mengalami krisis ekonomi.Tapi Relzy?Aku harap ia mengerti.
            Aku memasuki ruangan tempat Riri dirawat.Kulihat Riri sedang memandang kaca luar.Tubuhnya kini kurus.
            “Ri”kataku hati-hati,tak ingin merusak ketenangannya.
            “Erik?”kata Riri seolah terkejut.
            Tak ingin berlama-lama,aku segera to the point,”Ri,kamu harus sembuh.Ya,walaupun harus tanpa kaki.”aku tidak tahu apakah kata-kataku tadi terlalu telanjang atau tidak.Tapi aku melihat Riri sedih begitu mendengar kata-kataku.Aku jadi merasa bersalah.”Maaf,kalau aku terlalu spesifik.Aku hanya ingin kamu sembuh.”
            “Tapi aku takkan bisa melakukan apa-apa tanpa kaki”tangis Riri mulai pecah.
            “Siapa bilang?Tanpa kakimu,kamu masih bisa mencintaiku.”
            “Maksud kamu?”tanya Riri bingung.
            “Sembuhlah untukku.Aku janji takkan pernah meninggalkanmu.”
            Riri bangun dari tempat tidur dan memelukku erat.Kurasakan bulir-bulir air mata kebahagiaan jatuh membasahi pundakku.
            “Janji,kamu akan sembuh?”tanyaku kepada Riri.
            “Ya.”
            “Walaupun tanpa kaki?”tanyaku kemudian.
            “Ya.Karena aku tak membutuhkan kaki untuk mencintaimu.Aku hanya butuh hati.”kata Riri bersemangat.Kulihat Riri tersenyum.Senyumnya membuatku hancur.Andai Riri tahu,bahwa aku terpaksa mencintainya,apakah senyum itu masih ada?
            Aku segera keluar dari ruangan itu.memberi tahu keluarga Riri kalau Riri bersedia diamputasi.Semua orang masuk,tapi Relzy masih tetap duduk dikursinya.Aku segera menghampirinya.
            “Aku ikhlas.”kata Relzy mengejutkanku.Bahkan aku belum duduk saat dia berkata seperti itu.
            “Maksudmu?”tanyaku gelisah.
            “Maaf,tadi aku mendengan pembicaraan kalian.Bagiku asalkan Riri selamat,aku rela melepasmu.”
            “Tapi,,,”
            “Sudahlah,dibanding aku,Riri lebih membutuhkan kamu.”
            “Tapi kamu tidak bisa memutuskan sebelah pihak seperti itu.”kataku protes.
            “Masuklah kedalam.Temani Riri.”
            “Aku mau menemanimu saja.Lagipula keluarga Riri ada didalam.Ia takkan kesepian.”
            Sunyi sejenak.Tak ada pembicaraan apapun antara aku dan Relzy.
            “Mau jalan-jalan?”tanyaku memecah keheningan.
            “Boleh.Hitung-hitung menikmati malam terakhir bersamamu.”kata Relzy sok misterius.
            “Kok ngomong gitu?”tanyaku risih.
            “Lupakan.”katanya cuek.
            Aku dan Relzy jalan-jalan disekitar rumah sakit.Menikmati suasana malam kota Jogja.Malam-malam begini,Jogja tetap saja ramai.Sejenak,kegalauanku hilang ditelan deru kota Jogja.Atmosfer Jogja dan keberadaan Relzy disisiku membuatku damai.Aku menggandeng tangannya erat.Sungguh,aku tak ingin melepaskannya.Tapi tiba-tiba saja Relzy melepas genggamanku dan berlari.Aku pikir ia marah,tapi ternyata…
            Aku benar-benar tak bisa menghapus peristiwa itu dari pikiranku.Otakku seolah mempunyai karcis yang banyak sehingga bisa memutarnya berulang-ulang kali.Ya,seperti bioskop.Tapi tontonan yang ini sungguh membuatku hancur dan tak menentu.Bagaimana tidak,didepanku dan dengan kedua bola mataku, aku melihat tubuh Relzy dihantam mobil dan terhempas keaspal.Ternyata tadi Relzy berlari karena ingin menyelamatkan  anak kecil yang terlepas dari genggaman orang tuanya.Tapi naas,malah Relzy yang jadi korbannya.
            Dengan mobil yang menabraknya tadi,Relzy dibawa ke rumah sakit.Aku bingung sekali.Aku mencoba membangunkannya.Disaat yang bersamaan,Tante Nita lagi-lagi meneleponku.
            “Erik,Riri kritis.cepat kemari.”
            “Iya,Tante.”.Aku menutup telepon dan kembali konsentrasi ke Relzy.
            “Temani aku.”kata Relzy lemas.
            “Ya.Aku akan selalu disampingmu.”.Aku kembali mengeluarkan hp dan menelepon Tante Nita.
            “Tante,saya tidak bisa kesana.Relzy kecelakaan.”
            “Jadi kamu lebih memilih Relzy dari pada pacarmu sendiri?”terdengar Tante mulai emosi.
            “Maaf,Tante.”kataku dan langsung mematikan telepon.
            Kami sampai dirumah sakit.Relzy segera dibawa kesebuah ruangan.Aku tak tahu apa namanya.Sesuai janjiku,aku selalu ada disisinya,ya walaupun tadi sempat cekcok dengan petugas karena selain petugas tak boleh masuk.Tapi karena kekuatan cinta,aku diizinkan masuk.
            “Erik.”kata Relzy.Suaranya seakan tertahankan.
            “Maaf”
            “Kenapa?”.Relzy tak menjawab.”Relzy,jawab.”kataku mulai panik.Dokter memeriksa Relzy.Ia menarik napas dan geleng-geleng.Seketika aku menjerit.Aku pun tak sadarkan diri.
            Aku terbangun saat kudengar suara tangisan.Hal pertama yang kuingat adalah Relzy.Aku termenung.Sulit kupercaya,Relzy telah tiada.
           

0 komentar:

Posting Komentar