Lagu tetap
semangat milik Bondan Fade2Black mengalun indah dihp-ku,tanda ada sms masuk.Aku
membiarkannya sejenak.Mencoba menikmati alunan bass Bondan yang bisa membuatku
nge-rock dimana saja dan kapan saja.Tapi tiba-tiba lagu tetap semangat berubah
menjadi lagu she’s gone milik Steelheart.Ternyata Tante Nita meneleponku.Tanpa
menunggu lama,aku segera mengangkatnya.
“Halo,Tante”sapaku.
“Erik,kamu
sibuk nggak?”tanya Tante Nita.Dari nada suaranya,ia tampak sedang
panic.Napasnya memburu.
“Lagi
kosong kok.Kenapa,Tan?”
“Kamu
kerumah sakit sekarang ya.”
“Ada
apa,Tante?Riri kambuh?”tanyaku mulai ikut-ikutan panik.
“Nanti
saja Tante ceritakan.Sekarang kamu ke rumah sakit dulu,ya.”
“Baik,Tante.”aku
menutup telepon dan segera berlari kearah motorku.Menghidupkannya,dan langsung
tancap gas.Diperjalanan,aku mengirim pesan kepada Relzy,pacarku.
“Aku
mau ke rumah sakit.Tante Nita meneleponku.Kamu susul aku ya.”
Akhirnya
aku sampai di rumah sakit.Tante Nita segera menyambutku.
“Erik,tolong
Tante.”kata Tante sambil menahan tangis yang sepertinya sudah mulai berontak
ingin keluar.
“Ada
apa,Tante?”
“Kaki
Riri harus di amputasi.Tapi Riri tidak mau.Tolong bujuk Riri,karena kalau Riri
tetap tidak mau,penyakit itu bisa menyebar keseluruh tubuhnya.”
“Akan
saya coba,Tante.”
“Tante
yakin kamu bisa membujuk Riri,karena Riri akan nurut sama orang yang dia
cintai.”.Aku tersentak.Kaget dengan kata-kata Tante Nita.Maksudnya apa?
“Riri
mencintaimu.Tante harap kamu bisa mendampinginya.Tante mohon.”.Tuhan,apa maksud
Tante aku harus menjadi kekasih Riri?
“Jadikan
Riri sebagai pacarmu!”kata-kata Tante Nita begitu tegas dan tajam,menusuk
relung hatiku.Aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.Ya,mungkin ini saatnya
aku harus membalas kebaikkan Tante Nita 2 tahun yang lalu saat keluargaku
mengalami krisis ekonomi.Tapi Relzy?Aku harap ia mengerti.
Aku
memasuki ruangan tempat Riri dirawat.Kulihat Riri sedang memandang kaca
luar.Tubuhnya kini kurus.
“Ri”kataku
hati-hati,tak ingin merusak ketenangannya.
“Erik?”kata
Riri seolah terkejut.
Tak
ingin berlama-lama,aku segera to the point,”Ri,kamu harus sembuh.Ya,walaupun
harus tanpa kaki.”aku tidak tahu apakah kata-kataku tadi terlalu telanjang atau
tidak.Tapi aku melihat Riri sedih begitu mendengar kata-kataku.Aku jadi merasa
bersalah.”Maaf,kalau aku terlalu spesifik.Aku hanya ingin kamu sembuh.”
“Tapi
aku takkan bisa melakukan apa-apa tanpa kaki”tangis Riri mulai pecah.
“Siapa
bilang?Tanpa kakimu,kamu masih bisa mencintaiku.”
“Maksud
kamu?”tanya Riri bingung.
“Sembuhlah
untukku.Aku janji takkan pernah meninggalkanmu.”
Riri
bangun dari tempat tidur dan memelukku erat.Kurasakan bulir-bulir air mata
kebahagiaan jatuh membasahi pundakku.
“Janji,kamu
akan sembuh?”tanyaku kepada Riri.
“Ya.”
“Walaupun
tanpa kaki?”tanyaku kemudian.
“Ya.Karena
aku tak membutuhkan kaki untuk mencintaimu.Aku hanya butuh hati.”kata Riri
bersemangat.Kulihat Riri tersenyum.Senyumnya membuatku hancur.Andai Riri
tahu,bahwa aku terpaksa mencintainya,apakah senyum itu masih ada?
Aku
segera keluar dari ruangan itu.memberi tahu keluarga Riri kalau Riri bersedia
diamputasi.Semua orang masuk,tapi Relzy masih tetap duduk dikursinya.Aku segera
menghampirinya.
“Aku
ikhlas.”kata Relzy mengejutkanku.Bahkan aku belum duduk saat dia berkata
seperti itu.
“Maksudmu?”tanyaku
gelisah.
“Maaf,tadi
aku mendengan pembicaraan kalian.Bagiku asalkan Riri selamat,aku rela
melepasmu.”
“Tapi,,,”
“Sudahlah,dibanding
aku,Riri lebih membutuhkan kamu.”
“Tapi
kamu tidak bisa memutuskan sebelah pihak seperti itu.”kataku protes.
“Masuklah
kedalam.Temani Riri.”
“Aku
mau menemanimu saja.Lagipula keluarga Riri ada didalam.Ia takkan kesepian.”
Sunyi
sejenak.Tak ada pembicaraan apapun antara aku dan Relzy.
“Mau
jalan-jalan?”tanyaku memecah keheningan.
“Boleh.Hitung-hitung
menikmati malam terakhir bersamamu.”kata Relzy sok misterius.
“Kok
ngomong gitu?”tanyaku risih.
“Lupakan.”katanya
cuek.
Aku
dan Relzy jalan-jalan disekitar rumah sakit.Menikmati suasana malam kota
Jogja.Malam-malam begini,Jogja tetap saja ramai.Sejenak,kegalauanku hilang
ditelan deru kota Jogja.Atmosfer Jogja dan keberadaan Relzy disisiku membuatku
damai.Aku menggandeng tangannya erat.Sungguh,aku tak ingin melepaskannya.Tapi
tiba-tiba saja Relzy melepas genggamanku dan berlari.Aku pikir ia marah,tapi
ternyata…
Aku
benar-benar tak bisa menghapus peristiwa itu dari pikiranku.Otakku seolah
mempunyai karcis yang banyak sehingga bisa memutarnya berulang-ulang kali.Ya,seperti
bioskop.Tapi tontonan yang ini sungguh membuatku hancur dan tak
menentu.Bagaimana tidak,didepanku dan dengan kedua bola mataku, aku melihat
tubuh Relzy dihantam mobil dan terhempas keaspal.Ternyata tadi Relzy berlari
karena ingin menyelamatkan anak kecil
yang terlepas dari genggaman orang tuanya.Tapi naas,malah Relzy yang jadi
korbannya.
Dengan
mobil yang menabraknya tadi,Relzy dibawa ke rumah sakit.Aku bingung sekali.Aku
mencoba membangunkannya.Disaat yang bersamaan,Tante Nita lagi-lagi meneleponku.
“Erik,Riri
kritis.cepat kemari.”
“Iya,Tante.”.Aku
menutup telepon dan kembali konsentrasi ke Relzy.
“Temani
aku.”kata Relzy lemas.
“Ya.Aku
akan selalu disampingmu.”.Aku kembali mengeluarkan hp dan menelepon Tante Nita.
“Tante,saya
tidak bisa kesana.Relzy kecelakaan.”
“Jadi
kamu lebih memilih Relzy dari pada pacarmu sendiri?”terdengar Tante mulai
emosi.
“Maaf,Tante.”kataku
dan langsung mematikan telepon.
Kami
sampai dirumah sakit.Relzy segera dibawa kesebuah ruangan.Aku tak tahu apa
namanya.Sesuai janjiku,aku selalu ada disisinya,ya walaupun tadi sempat cekcok
dengan petugas karena selain petugas tak boleh masuk.Tapi karena kekuatan
cinta,aku diizinkan masuk.
“Erik.”kata
Relzy.Suaranya seakan tertahankan.
“Maaf”
“Kenapa?”.Relzy
tak menjawab.”Relzy,jawab.”kataku mulai panik.Dokter memeriksa Relzy.Ia menarik
napas dan geleng-geleng.Seketika aku menjerit.Aku pun tak sadarkan diri.
Aku
terbangun saat kudengar suara tangisan.Hal pertama yang kuingat adalah
Relzy.Aku termenung.Sulit kupercaya,Relzy telah tiada.
0 komentar:
Posting Komentar